Maulidan Sholawatan Tahlilan Adalah Tradisi Islam Nusantara

Maulidan Sholawatan Tahlilan Adalah Tradisi Islam Nusantara

Maulidan Sholawatan Tahlilan Adalah Tradisi Islam Nusantara dalam rangka menyambut dan memperingati hari kelahiran Rasulullah Muhammad Shollallohu alaihi Wa sallama. Tradisi ini tidak lepas dari warisan daripada ajaran ulama terdahulu yang menyebarkan islam di bumi nusantara indonesia ini. Tradisi ini sengaja diselipkan oleh para ulama dan para wali untuk mengubah wajah adat berbau syirik yang telah lama berlaku menjadi adat yang sama namun dengan wajah tauhid. Seperti misalnya jika dalam penyambutan hari-hari sakral di jawa selalu diadakan acara-acara tumpengan yang persembahanya sengaja dihidangkan untuk para arwah-arwah dan makhluk halus bangsa jin agar supaya terhindar dari mara bahaya, maka oleh para ulama dan para wali upacara semacam ini diselipkan ajaran luhur islam yaitu dengan diis doa keselamatan bersama dan kemudian semua hidangan yang tersedia disantap bersama dengan tidak mengganti adat kebiasaan yang telah lama mengakar. Cara seperti ini yang kemudian mampu mengubah wajah kesyirikan menjadi wajah tauhid dengan tanpa adanya konfrontasi budaya dan tetap dalam kebijaksanaan.
Cara penyebaran islam di bumi nusantara pada masa itu memang tergolong unik. Para ulama dan para wali pada waktu itu memang sengaja tidak menghilangkan acara adatnya, karena akan sangat sulit merubah adat daerah yang sedemikian rupa telah megakar dari turun temurun dari nenek moyangnya, toh juga akan menciptakan kerisauan dan tentunya akan terjadi penolakan secara keras dari masyarakat jika tiba-tiba para ulama dengan secara paksa menghilangkan acara adat tersebut. Oleh karena itu perlu adanya cara yang lebih soft atau lebih membumi dan halus untuk merubahnya. Merubah tidak serta merta harus secara total dan menyeluruh, namun para ulama dan para wali hanya merubah pada tataran isi ceremonialnya saja. Jika selama ini adat budaya mereka dalam memperingati hari-hari sakral diisi dengan penyembelihan hewan kurban untuk dipersembahkan para jin supaya diberikan keselamatan, maka oleh para ulama dan para wali hanya diarahkan atau diganti dengan doa bersama dan kemudian hasil sesembelihanya dimakan sendiri bersama. Jadi tidak merubah adat secara total hanya pada tataran cara pelaksanaan dan peruntukanya. Hal ini jika dilihat cara dan kebijaksanaan para ulama dan para wali memang tergolong cara yang sulit. Karena bagaimanapun tidak akan bisa diterima dengan baik jika yang merubah kebiasaan atau adat istiadat setempat yang telah lama mengakar menjadi adat sitiadat yang baru adalah orang biasa yang tidak bisa menarik simpatik dan kepercayaan bagi masyarakat luas. Sangat sulit untuk bisa diterima oleh masyarakat secara luas kecuali orang tersebut telah sangat berpengaruh dimata masyarakat itu snediri.Nah, darisini sedikit bisa dilihat bahwa peran ulama sebelum merubah adat daerah tentu telah didahului dengan pendekatan-pendekatan hubungan sosial yang baik dan sangat mengesankan. Hal ini terbukti tidak adanya penolakan sama sekali dari para masyarakat maupun dari tokoh adat setempat.
Kembali pada tradisi maulidan sholawatan dan tahlilan yang kemudian juga menjadi tradisi yang berkembang sampai sekarang di bumi nusantara. Kita lihat dikalangan masyarakat sering ada acara maulidan, baik dalam acara dengan lingkup masyarakat kecil seperti acara yang hanya dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat sampai pada acara maulidan dalam lingkup besar yakni dalam rangka pengajian umum, biasanya sering diadakan untuk menyambut dan memperingati hari lahir rasululloh muhammad. Selalu bisa kita lihat dan temukan acara-acara maulidan dikalangan masyarakat kita diindonesia. 
Biasanya acara maulid selalu diselipkan dalam acara puputan atau akikahan anak dan acara-acara lain yang dengan sengaja diadakan dalam rangka ngalap berkah pembacaan maulid. Hal ini tentu hanya dikalangan masyarakat kita di Indonesia saja yang mengadakan acara-acara semacam ini. Kenapa? Karena memang inilah hasil dari pengislaman budaya yang berhasil dilakukan oleh para ulama dan para wali dalam mendakwahkan ajaran islam di Indonesia. 
Maulidan sholawatan tahlilan juga upaya untuk mengislamkan budaya yang dulunya berisikan tradisi kesyirikan dan kemudian diisi dengan pembacaan maulidan sholawatan tahlilan. Selain untuk membendung pola-pola budaya jahiliyah juga agar terselip makna ajaran luhur yang tersirat dari acara atau kegiatan tersebut. Karena dengan pola budaya seperti ini islam bisa berkembang dengan pesat tanpa menimbulkan permusuhan dan mengalirkan darah lawan. 




Kebiasaan ini sampai saat ini masih terus bisa kita saksikan dari waktu ke waktu dan dari kota ke kota yang bisa dikatakan tidak akan mati acara semacam ini sampai kiamat.
Nahdhatul ulama yang kemudian memiliki tanggung jawab baik moral maupun spiritual untuk bisa terus mengawal adanya acara-acara semacam ini dikalangan masyarakat. Selain sebagai ngalap berkah dari bacaanya juga berharap bisa memasukan rasa mahabbah terhadap rasulullah dan peduli terhadap keadaan sesama manusia dimuka bumi ini terutama nusantara.
Semangat ini akan terus digaungkan sampai kapanpun dan dimanapun juga NU itu berada. Terlebih pada akhir-akhir ini wajah islam indonesia lebih banyak diwarnai oleh pola-pola islam yang keras atau radikal dalam penyebaran ajaranya. Mudah menyesatkan membid`ahkan atau bahkan mala mengkafirkan sesama pemeluk agama islam yang lain. 
NU selalu terlihat hebat didalam dakwah dan ikut serta mencerdaskan generasi muda penerus bangsa. Terbukti banyak sekali pesantren-pesantren NU yang tiap tahunya mampu mencetak alumni-alumni baru yang memiliki kemantapan dan kokohan mental dalam diri masing-masing. Namun dahwah NU tentu akan berjalan sedikit terhambat jika diperjalananya selalu kekurangan dalam finansial. Lebih-lebih banyak sekali dari kalangan nahdhiyin yang secara finansial masih tertatih-tatih sehingga hal ini sedikit menghambat dakwah NU sendiri.
Alhamdulillah sekarang ada organisasi sayap NU yang diisi oleh para pemuda-pemuda NU yang telah melambung lejit karir dan finansialnya didunia IM (Internet Marketing). Organisasi ini berbentuk komunitas yang mereka namakan sebagai IMNU singkatan dari Internet Marketers Nahdholtul Ulama. Komunitas ini berisikan para muda mudi NU yang bergelut dalam dunia imers. Harapanya komunitas ini nantinya yang akan mengawal dakwah Nahdhiyin dari segi edukasi imers baik bagi para muballigh maupun masyarakat NU itu snediri.
Fenomena saat ini yang mengahruskan seseorang untuk melek digital baik dari segi input informasi maupun outpun informasi itu sendiri. Go digital yang sering kita kenal adalah solusi luar biasa untuk menunjang finansial kita. Karena dari rekam yang telah dirilis bahwa ada sekitar 81% penduduk bumi telah menggunakan gedget dan searching inormasinya melalui digital. 

Komentar